Model Pembelajaran Tematik

Sabtu, 24 Maret 2012


“MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK dan PENTINGNYA NILAI-NILAI ISLAM dalam PEMBELAJARAN TEMATIK”

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Kurikulum terpadu, pengajaran interdisipliner, pengajaran tematis, pengajaran sinergis. Ketika akan menjelaskan tentang pembelajaran tematik banyak istilah-istilah yang berkaitan. Banyak definisi yang menjelaskan tentang pembelajaran tematik, salah satunya definisi oleh Dressel mengatakan bahwasanya dalam kurikulum terpadu, pengalaman pembelajaran yang telah direncanakan tidak hanya membekali siswa dengan pandangan terpadu mengenai pengetahuan umum (melalui pembelajaran model, sistem dan struktur kebudayaan) tapi juga memotivasi dan mengembangkan kekuatan pembelajar untuk memahami hubungan-hubungan baru dan menciptakan model, sistem, dan struktur baru.
Pada dasarnya model pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa matapelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran ini merupakan model mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615). Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi belajar, dan aspek kegiatan belajar mengajar.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana klasifikasi pengintegrasian kurikulum tematik?
2.      Dari klasifikasi tersebut, sebutkan model-model pembelajaran Tematik?
3.      Bagaimana pentingnya nilai- nilai islam dalam Pembelajaran Tematik?







BAB I
PEMBAHASAN

A.    KLASIFIKASI PENGINTEGRASIAN KURIKULUM TEMATIK
Seels & Richey (1994) mendefinisikan model sebagai abstraksi sesuatu yang digunakan untuk membantu memahami suatu obyek atau peristiwa yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung. Model juga menjadi sarana untuk menterjemahkan teori ke dalam praktek. Menurut Murdick dan Ross (1982) model adalah pencerminan, penggambaran suatu kenyataan atau sesuatu yang direncanakan. Model digunakan untuk hal berikut : (1) menentukan atau menggambarkan sesuatu, misalnya pembelajaran, (2) membantu dalam menganalisis pembelajaran, (3) menentukan, menjelaskan, menggambarkan hubungan dan kegiatan pembelajaran, dan (4) memvisualisasikan suatu kondisi atau keadaan untuk menghasilkan suatu prediksi hasil pembelajaran.[1]
Secara umum model pembelajaran terpadu dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, keterpaduan dalam satu disiplin ilmu atau pembelajaran terkait (connected), keterpaduan beberapa disiplin ilmu atau pembelajaran jaring laba-laba ( webbed ), dan keterpaduan di dalam dan beberapa disiplin ilmu (integreted).[2]

1.      Keterpaduan dalam satu disiplin ilmu atau pembelajaran terkait (connected)
Menurut Trianto (2007), model pembelajaran terkaid atau connected model adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lainnya, mengaitkan satu ketrampilan dengan ketrampilan yang lainnya. Dalam pembelajaran model ini, kunci utama yang harus dipedomi adalah adanya satu usaha secara sadar untuk memnghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.[3]
Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) : Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.[4]
a.      Kelebihan model ini adalah :
1.      Siswa-siswi memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus menerus.
2.      Siswa-siswi dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus-menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi
3.      Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh siswa-siswi
4.      Kaitan-kaitan dengan sejumlah gagasan di dalam satu bidang studi memungkinkan siswa-siswi untuk dapat menkonseptualisasi kembali dan mengasimilasi gagasan secara bertahap
5.      Pembelajaran terpadu model terhubung tidak menganggu kurikulum yang sedang berlaku.
b.      Kelemahan Model ini :
1.      Masih kelihatan terpisahnya inter bidang studi
2.      Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi
3.      Dalam memadukan ide-ide pada satu bidag studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan. [5]

2.      Keterpaduan beberapa Disiplin Ilmu atau Pembelajaran Jaring Laba-laba ( Webbed )
Pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi.
 Contoh dari penggunaan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba(webbed) ini adalah : siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran matematika, IPS, IPA, dan Bahasa[6]
a.      Kelebihan model ini :
1.      penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar
2.      lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman
3.      memudahkan perencanaan
4.      pendekatan tematik dapat memotivasi siswa-siswi dan,
5.      memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
b.      Kekurangan model ini:
1.      sulit dalam menyeleksi tema
2.      cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal dan,
3.      dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.[7]

3.      Keterpaduan di dalam dan beberapa Disiplin Ilmu (Integreted).
Dalam model ini pemaduan sejumlah topic dari matapelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topic tertentu. Model ini berangkat dari adanya tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu, dicari keterampilan, konsep, dan sikap-sikap yang sama. Dalam model ini perlu ada satu tema sentral yang akan dibahas yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu.[8]
Contoh penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah : pada awalnya guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misalnya: matematika, IPS, IPA dan Bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa mata pelajaran.
a.      Kelebihan model ini yaitu :
1.      Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran;
2.      memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;
3.      siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik antar berbagai disiplin ilmu;
4.      memperluas wawasan dan apresiasi guru.

b.      Kekurangan model ini yaitu :
1.    Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap bidang pengembangan;
2.    kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;
3.    sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait;
4.    dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.[9]

B.     MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
Dari klasifikasi pengintegrasian diatas dapat di jabarkan kedalam beberapa model yaitu :
1.      Terpisah ( Fragmented ), yaitu Berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan saling terpisah. Adapun kelebihannya yaitu adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran. Sedangkan kekurangannya yaitu Keterhubungan menjadi tidak jelas; lebih sedikit transfer pembelajaran.
2.      Keterkaitan Keterhubungan ( connected ) yaitu Topik-topik dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain. Kelebihanya, konsep–konsep utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan ( review ), rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin. Kekurangannya Disiplin-disiplin ilmu tidak berkaitan; kontent tetap te rfokus pada satu disiplin ilmu.
3.      Berbentuk Sarang/kumpulan ( Nested ), yaitu Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, dan kontent (contents skill ) dicapai di dalam satu mata pelajaran ( subject area ). Kelebihannya  memberi perhatian pada berbagai mata pelajaran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, memperkaya dan memperluas pembelajaran. Kekurangannya pelajar dapat menjadi bingung dan kehilangan arah mengenai konsep-konsep utama dari suatu kegiatan atau pelajaran.
4.      Dalam satu rangkaian ( Sequence ), Persamaan-persamaan yang ada diajarkan secara bersamaan, meskipun termasuk ke dalam mata pelajaran yang berbeda. Kelebihannya Memfasilitasi transfer pembelajaran melintasi beberapa mata pelajaran. Kekurangannya Membutuhkan kolaborasi yang terus menerus dan kelenturan (fleksibilitas) yang tinggi karena guru-guru memilki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan (merancang) kurikula.
5.      Terbagi ( Shared ) yaitu Perencanaan tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap ( attitudes ) yang sama. Kelebihannya, terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah untuk berkolaborasi. Kekurangannya, Membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen, dan kompromi.
6.      Bentuk jaring laba-laba ( Webbed ), yaitu Pengajaran tematis, menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran. Kelebihanya, Dapat memotivasi murid-murid: membantu murid-murid untuk melihat keterhubungan antar gagasan. Kekurangannya, tema yang digunakan harus dipilih baik-baik secara selektif agar menjadi berarti, juga relevan dengan kontent.
7.      Dalam satu alur ( Threaded ), yaitu keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar ‘direntangkan’ melalui berbagai disiplin. Kelebihannya murid-murid mempelajari cara mereka belajar; memfasilitas transfer pembelajaran selanjutnya. Kekurangannya, disiplin-disiplin ilmu yang bersangkutan tetap terpisah satu sama lain.
8.      Terpadu ( Integrated ). Yaitu dalam berbagai prioritas yang saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu, dicari keterampilan, konsep, dan sikap-sikap yang sama. Kelebihanya, Mendorong murid-murid untuk melihat keterkaitan dan kesalingterhubungan di antara disiplin-disiplin ilmu; murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut. Kekurangannya, membutuhkan tim antar departemen yang memiliki perencanaan dan waktu pengajaran yang sama.
9.      Immersed , yaitu Pelajar memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai ( area of interest ). Kelebihanya, Keterpaduan berlangsung di dalam pelajar itu sendiri. Kekurangannya, dapat mempersempit fokus pelajar tersebut.
10.  Membentuk jejaring( Networked ), yaitu Pelajar melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan sumber daya. Kelebihannya, bersifat proaktif; pelajar terstimulasi oleh informasi, keterampilan, atau konsep-konsep baru. Kekurangannya, dapat memecah perhatian pelajar; upaya-upaya menjadi tidak efektif.
Menurut Fogarty (1991) bila di tinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep, keterampilan dan unit tematisnya ada 10 model pembelajaran terpadu. Dari kesepuluh model pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty tersebut, hanya 3 model yang digunakan pada kurikulum PGSD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model.[10]

C.    INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM ke dalam PEMBELAJARAN TEMATIK
Di era globalisasi agama memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Di zaman modern IPTEK di pandang sebagai faktor utama dalam mencapai kemajuan bangsa karna IPTEK mendatangkan kemajuan dan membuat kehidupan manusia lebih muda dan nyaman.
Di abad-21 ini lembaga pendidikan islam diharapkan dapat menjadi pendidikan alternatif. Agama menawarkan nilai-nilai yang dapat menciptakan keseimbangan sosial dan mengeliminir segala bentuk permusuhan, kebencian, kekerasan, dan eksploitasi manusia. Pentingnya agama menjadi kekuatan bagi lembaga pendidikan islam yang selama ini menjadi ciri khas.
Lembaga pendidikan dituntut mampu mengembangkan fungsi edukatif yang diembannya. Lembaga pendidikan tidak bisa hanya memberikan perhatian pada fungsi moral-spiritual, tetapi juga harus mengembangkan fungsi pada aspek ekonomis, politis, dan sosial budaya tanpa kehilangan ciri keislamannya.
Tuntutan tersebut membawa implikasi yang sangat mendasar, terutama pada pengemasan kurikulum dan belajar mengajar. Mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam pembelajaran tematik memungkinkan siswa-siswi dapat mengintegrasikan ide-ide dalam inter bidang studi memungkinkan siswa-siswi mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki serta mengamilisasi ide-ide  dalam memecahkan masalah terutama dalam bingkai moralitas dan spiritualitas islam.[11]





















BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Ade Rukmana dkk, Pembelajaran Terpadu, (Bandung: UPI PRESS,2006)
Buku LAPIS PGMI paket 4 Model Pembelajaran Tematik .
Model Pembelajaran Tematik SD/MI : By Tim Tematik PPPPTK PKn IPS Batu Page 1





























[1] Model Pembelajaran Tematik SD/MI : By Tim Tematik PPPPTK PKn IPS Batu Page 1
[2] Buku LAPIS PGMI paket 4 Model Pembelajaran Tematik . hal 9
[3] Ibid ,9
[4] http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran-terpadu/
[5] Buku LAPIS PGMI paket 4 Model Pembelajaran Tematik . hal  14-15
[6] http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran-terpadu/
[7] Buku LAPIS PGMI paket 4 Model Pembelajaran Tematik . hal 15
[8]  Ade Rukmana dkk, Pembelajaran Terpadu, (Bandung: UPI PRESS,2006) hal 126
[9] http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran-terpadu/

[10] http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran-terpadu/
[11] Buku LAPIS PGMI paket 4 Model Pembelajaran Tematik . hal 21-22